Prihatin Kelaparan dan Gizi Buruk
Prabowo Inisiasi Bentuk Food Bank
Laurensius Nikolas
08 June 2023
Menilik data yang dirilis Global Food Security Index (GFSI), ketahanan pangan Indonesia mengalami penguatan kembali di tahun 2022 setelah penurunan yang cukup signifikan pada masa pandemi Covid-19.
Dengan menguatnya indikator ketahanan pangan Indonesia mengantarkan kita kepada kabar baik lainnya yaitu ketersediaan pangan yang berlimpah dan mencukupi kebutuhan masyarakatnya. Tapi pada kenyataannya, apakah benar begitu?
Ternyata permasalahannya bukanlah dari segi ketersediaan pangan yang cukup ataupun kurang, melainkan dari terbatasnya akses, kemampuan, serta latar belakang ekonomi yang dimiliki oleh kalangan masyarakat tertentu. Dan mereka yang kesulitan makan dengan layak akan berujung kepada permasalahan sosial lainnya seperti gizi buruk dan stunting. Harus kita akui bahwa di Indonesia, permasalahan tersebut sudah mengakar dan menjalar.
Misalnya saja kita lihat dari data Global Hunger Index (GHI) bahwa pada tahun 2021, tingkat kelaparan di Indonesia masih berada di level 18, tertinggi ketiga Asia Tenggara setelah Timor Leste dan Laos. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) masih ada 17 juta jiwa atau 6,1 persen penduduk Indonesia mengalami kelaparan. Belum lagi data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan pada tahun 2022 ada sebanyak 21,6% balita stunting di Indonesia.
Padahal makanan adalah kebutuhan pokok semua orang tidak mengenal bagaimana latar belakang atau kemampuan mereka dalam mengakses makanan karena sejatinya mendapatkan makanan dan ketersediaan pangan yang layak menjadi hak bagi seluruh masyarakat tidak terkecuali.
Dalam memenuhi kebutuhan pangan yang bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat, peran pemerintah sangat krusial. Untuk itu, Prabowo Subianto mengutarakan kepeduliannya terhadap isu kelaparan dan gizi buruk.
Prabowo mengatakan bahwa permasalahan seperti kelaparan dan gizi buruk tidak seharusnya disalahkan kepada masyarakat.
???(Masyarakat) Susah bukan karena salah mereka, tapi karena memang situasinya belum memungkinkan mereka untuk hidup yang layak dan berkecukupan.???
Ia melanjutkan bahwa seharusnya tidak boleh ada satu pun masyarakat Indonesia yang kesulitan dalam mencari makan dan mendapatkan gizi yang layak.
???Kita tidak boleh mengizinkan ada di bangsa yang hebat ini masih ada yang sulit makan, sulit dapat gizi.???
Food Bank Solusi Kelaparan dan Gizi Buruk
Demi mengentaskan permasalahan tersebut, Prabowo mencetuskan sebuah solusi dengan skema gotong royong yaitu dengan membentuk food bank atau bank makanan yang merupakan organisasi non-profit penyedia dan penyalur makanan untuk masyarakat yang membutuhkan. Prabowo cukup yakin bahwa food bank bisa jadi salah satu cara yang efektif membantu masyarakat yang masih kesulitan dapat makanan yang bergizi.
Food bank juga sudah bermunculan di Indonesia contohnya seperti organisasi Food bank of Indonesia (FOI) yang aktif berperan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang kekurangan. Peran organisasi ini bisa sangat esensial karena mampu mewujudkan masyarakat yang sehat dan makmur.
Atas dasar itu, Prabowo mengerahkan stafnya untuk segera bertindak membentuk Food bank kembali untuk mendukung kegiatan yang sudah ada dan tentunya menambah tenaga agar tidak ada lagi yang mengalami kelaparan atau kekurangan gizi dan masyarakat Indonesia dapat mencapai tingkat kemakmuran dan kesehatan yang sesuai.
Maka dari itu, jangan sia-siakan momen untuk menentukan dan memilih pemimpin yang tepat pada pemilu 2024. Intinya, pemimpin harus bisa mendukung dan peduli terhadap kesehatan dan kemakmuran masyarakat khususnya dalam mengentas permasalahan kelaparan dan gizi buruk atau stunting di Indonesia. Kalau kamu setuju, jalanin misi bareng-bareng yuk buat dukung pemimpin yang tepat bersama Prabowo Subianto di sini dan gabung jadi #TemanBerbakti!
Berita lainnya dapat kamu dapatkan dengan bergabung di komunitas Prabowo Subianto melalui link ini, dan cari teman seperjuanganmu yuk!
Baktiuntukrakyat.id - 8/6/2023, 10.00 WIB
Penulis: Nissa Alwiyanti
Penyunting Web: Luthfi Meidianto
Komentar